LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TENAGA LISTRIK
Percobaan 3
Transfomator 1 Φ
Oleh :
Kelompok 1
1. M. Zahroni Firdaus (111903102001)
2. Antonius
Ari S. (111903102002)
3. Wildan
Huda (111903102003)
4. Herdianto
(111903102004)
5. Septian
Mahmud P. (111903102005)
6. Wisudanto
Catur Putra R. (111903102006)
LABORATORIUM KONVERSI
ENERGI LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
DIPLOMA 3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2012
PERCOBAAN 3
TRANSFOMATOR
1 Φ ( LOAD TEST)
3.1 Tujuan
percobaan
Setelah melakukan percobaan
ini,mahasiswa akan dapat :
1.
Menjelaskan cara transfomator 1Φ berkerja saat berbeban
2.
Mendapatkan karakteristik efisien transfomator 1Φ dan
bagaimana karaakteristik tersebut jika transfomator 1Φ dibebani bermacam-macam
jenis dan besar beban.
3.
Menentukan besar regulasi tegangan saat trnsfomator 1Φ
dibebani dengan variasi besar dan jenis beban.
4.
Menentukan pengaruh rugi-rugi tersebut terhadap
performance transfomator 1Φ.
3.2 Dasar Teori
Gambar 3.1 Rangkaian ekivalen
pembebanan transfomator
Bila trnsfomator dibebani, maka arus
mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar
dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga,rugi inti,& rugi flux
bocor) yang timbul menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban
dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya (watt) yang diberikan
pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan sumber.
Ukuran untuk menyatakan perbedaan
antara sumber teganagan atau output berbeban noldengan tegangan saat berbeban
pada faktor daya tertentu tersebut Regulasi/Pengaturan Tegangan. Transfomator
dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu
beban tertentu.
Besar regulasi tegangan adalah :
|
|
Ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan daya
masuk pada faktor daya tertentu tersebut dengan efisiensi.
|
|
Daya keluar
= daya input – jumlah rugi trnsfomator
Besarnya
efesien akan sangat mempengaruihi oleh besar beban & jenis beban (R,L dan
C) karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dan cos Φ dari
rangkaian tersebut. Selain itu pada transfomator akan memepengarui besarnya
rugi-rugi yang di timbul pada trnsfomator terutama rugi tembaga yang besarnya
tergantung/mempengaruhi oleh besanya beban yang diaplikasikan pada trnsfomator
tersebut.
3.3 Daftar
Peralatan
1. Transfomator
150 V A 220/48 V
2. Wattmeter 1 fasa
3. Multimeter
4. Regulator
0-220 V
5. Ballfast
trnsfomator 15 W
6. Lampu pijar
15,25,40,100 W
7. Kapasitor
0,15 uF
8. Kabel penghubung
3.4
Gambar Rangkaian
Gambar 3.2 Rangkaian percobaan
berbebanan Transfomator
3.5 Prosedur Kerja
1.
Rangkaian percobaan sesuai gambar
2.
Dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur
sehingga primer mencapai hargai nominalnya (220 V) dan catat semua penunjukan
alat ukur.
3.
Beban dipasang secara bertahap dan setiap penggantian
atau penambahan beban supaya dicatat besarnya V1,V2,A1,A2,W1 dan W2 padal tabel
1.
4.
Setiap jenis beban (R,L atau C) variasikan besar
bebannya. Variasi beban bisa dilaksanakan dengan hubungan seri atau pararel.
5.
Gambar grafik efesiensi fungsi Pout ; η = f (Pout).
6.
Hitunglah besarannya regulasi tegangan untuk setiap variasi
beban yang ada.
3.6
Langkah Keselamatan Kerja
Dalam
percobaan ini ada beberapa halyang harus diperhatikan menyangkut keselamatan
kerja dalam melaksanakan praktikum antara lain sebagai berikut :
1. Sebelum dilaksanakan praktikum, laksanakan
pengecekan harga-harga nominal yang tertera pada transformator untuk mencegah
pemakaian beban atau tegangan yang berlebihan yang bisa menimbulkan kerusakan
pada transfomator yang dipakai.
2. Tegangan supply seharusnya disesuaikan dengan
harga tegangan nominal setiap trnsfomator yang digunakan.
3. Untuk keselamatan praktikan dan alat yang
dipakai maka pembebsan trnsfomator sebaikannya dilaksanakan sampai beban
nominal.
4. Sesuai range alat ukur pada setia pengukuran.
3.7
Data Percobaan
Tabel
perbebanan Transfomator 1 Fasa
Jenis Beban
|
Besarannya
Beban
|
V1
(Volt)
|
I1
(Amp)
|
P1
(Watt)
|
V2
(Volt)
|
I2
(Amp)
|
P2
(Watt)
|
Beban
Lampu
(Beban R)
(Watt)
|
0
|
210
|
0,093
|
7
|
45,9
|
0,025
|
1
|
25
|
210
|
0,104
|
8
|
45,8
|
0,065
|
1,5
|
|
40
|
209,5
|
0,105
|
9
|
45,6
|
0,066
|
2
|
|
75
|
209,5
|
0,115
|
10
|
45,6
|
0,12
|
3
|
|
100
|
212
|
1,128
|
11
|
46,2
|
0,16
|
3,8
|
Wisudanto
Catur Putra Ragil (111903102006)
Transformator adalah
suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu
rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya yang melalui magnet berdasarkan
pada prinsip elektromagnetik. Transformator satu fasa sama seperti
transformator pada umumnya hanya penggunakannya untuk kapasitas kecil.
Frekuensi pada kumparan primer dengan kumparan sekunder adalah sama, tegangan
dan arus pada kumparn primer dan kumparan sekunder dapat diubah-ubah sesuai
kehendak.
Bila transfomator dibebani, maka
arus mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh
besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga,rugi inti,& rugi
flux bocor) yang timbul menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban
dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya (watt) yang diberikan
pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan sumber.
Transformator berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum
induksi faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak
balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan
berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu
belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda potensial Arus
yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator
sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat
beda potensial.
Prinsip kerja dari transformator satu fasa adalah
apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber) maka akan mengalir
arus bolak-balik pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti,
arus, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat
adanya fluks magnet yang berubah-ubah maka pada kumparan primer akan timbul GGL
induksi. Transformator step down
adalah transformator ini berfungsi untuk menurunkan tegangan misalnya
dari 380 V pada sisi primer menjadi 20 KV pada sisi sekunder.transformator step up adalah transformator
ini berfungsi untuk
menaikan
tegangan misalnya dari 20 KV pada sisi primer menjadi 380 V pada sisi sekunder.
Pengaruh transformator
pada beban adalah arus akan mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus
akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga,
rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul, menyebabkan tegangan keluaran
tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan
daya yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan oleh
sumber. Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara tegangan output beban nol
dengan tegangan pada saat berbeban pada faktor daya tertentu disebut regulasi
atau pengaturan tegangan.
Pada
praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, kami merangkai
rangkaian seperti pada petunjuknya. Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur
tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat
besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu
0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil
praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1 sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A,
P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2
sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V,
0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara
berurutan diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V,
0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.
Transformator
dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu
beban tertentu. Kemudian terdapat ukuran perbandingan antara daya keluaran
dengan daya masuk pada faktor daya tertentu disebut efisiensi. Besarnya
efisiensi akan sangat dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban (R, L, C)
karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dari
rangkaian tersebut. Selain pada transformator akan mempengaruhi besarnya
rugi-rugi yang timbul pada transformator terutama rugi tembaga yang besarnya
tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang diaplikasikan oleh
transformator tersebut.
3.8
Pembahasan
M. Zahroni Firdaus (111903102001)
Transformator adalah
suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu
rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya yang melalui gendeng magnet
berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Transformator satu fasa sama seperti
transformator pada umumnya hanya penggunakannya untuk kapasitas kecil.
Trasformator mempunyai
fungsi yaitu menaikan atau menurunkan tegangan input atau menurunkan tegangan
output. Trasformator yang berfungsi untuk menaikan tegangan input adalah trafo
step up, sedangkan Transformator yang mempunyai fungsi menurunkan tegangangan
adalah trafo step down.
Gambar
3.3 Skema Trafo (kiri), Trafo Step Up (kanan atas)
Step Down (kanan bawah)
Apa bila pada lilitan primer jumlah lilitannya lebih banyak
dibandingkan yang lilitan sekunder, Tegangan primer lebih besar daripada
tegangan sekunder dan Kuat arus primer lebih daripada kuat arus sekunder maka trafo tersebut dikatakan trafo step down. Dan
sebaliknya apa bila lilitan primernya lebih sedikit dibandingkan dengan lilitan
skundernya, Tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder dan
Kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder maka trafo tersebut merupakan trafo step up.
Sebuah transformator
terdiri atas inti besi, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Trafo memiliki
dua terminal yaitu, terminal input terdapat pada kumparan primer, dan terminal
output terdapat pada kumparan sekunder. Kemudian prinsip kerja dari
transformator satu fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan (sumber) maka akan mengalir arus bolak-balik pada kumparan tersebut.
Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus, menimbulkan fluks magnet yang juga
berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berubah-ubah maka
pada kumparan primer akan timbul GGL induksi.
Pengaruh transformator
pada beban adalah arus akan mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus
akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga,
rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul, menyebabkan tegangan keluaran
tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan
daya yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan oleh
sumber. Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara tegangan output beban nol
dengan tegangan pada saat berbeban pada faktor daya tertentu disebut regulasi
atau pengaturan tegangan. Transformator dikatakan baik apabila harga regulasi
tegangannya semakin kecil pada suatu beban tertentu. Kemudian terdapat ukuran
perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk pada faktor daya tertentu
disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan sangat dipengaruhi oleh besar beban
dan jenis beban (R, L, C) karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi
besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada transformator akan
mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada transformator terutama rugi
tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang
diaplikasikan oleh transformator tersebut.
Pada
praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, lami merangkai
rangkaian seperti pada petunjuknya. Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur
tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat
besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu
0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil
praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1 sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A,
P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2
sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V,
0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara
berurutan diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V,
0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.
Herdianto
(111903102004)
Transformator atau sering juga
disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangan listrik
bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah
sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder.
Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak berhubungan
secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang
dinamakan inti trafo.
Ada
bermacam-macam jenis trafo didalam perkembangannya, dan mempunyai berbagai
fungsi juga, diantaranya yaitu untuk trafo frekuensi
rendah contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan
pada peralatan - peralatan elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery
dsb. Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari
step down trafo yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun
tegangan bisa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian
primernya menjadi skunder dan bagian skunder menjadi primer, tentu dengan
memperhatikan tegangan kerja trafo tersebut.
Gambar
3.4 Rangkaian percobaan pembebanan transformator
Pada
praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, Alat - alat dan komponen yang digunakan pada praktikum kali ini adalah transformator 150 VA 220/48 V, wattmeter 1
fasa, multimeter, regukator 0-220 V, ballast transformator 15 watt, lampu pijar
15, 25, 40, 100 watt kapasitor 0,15 uF, dan kabel penghubung (jumper). Langkah
– langkah yang dilakukan adalah merangkai rangkaian seperti yang telah
ditentukaan, kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga
primer mencapai harga nominal (220 V) dan catat semua penunjukan alat ukur,
kemudian beban dipasang secara bertahap dan setiap pergantian atau penambahan
beban supaya dicatat besarnya V1, V2, A1, A2, W1, dan W2, kemudian setiap beban
(R, L, C) variasikan bebannya. Variasi beban bisa dilaksanakan dengan hubungan
seri atau paralel, kemudian gambar grafik fungsi Pout ; = f (Pout), dan yang terakhir adalah
menghitung besarnya regulasi tegangan untuk setiap variasibeban yang ada.
Data yang di peroleh adalah, dimana saat keadaan
beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya
220 V dan mencatat besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang
secara bertahap yaitu 0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami
peroleh data hasil praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1 sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A,
P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2
sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V,
0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara
berurutan diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2sebesar 209.5 V,
0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V,
0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W. Dari data diatas diketahui bahwa beban
berbanding terbalik dengan P1 dan P2, jika beban semakin
besar maka nilai P1 dan P2 juga semakin besar.
Septian Mahmud Prayoga
(111903102005)
Transformator atau trafo adalah
komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu
tegangan AC ke taraf yang lain.Transformator
adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya yang melalui gendeng
magnet berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Transformator satu fasa sama
seperti transformator pada umumnya hanya penggunakannya untuk kapasitas kecil.
Frekuensi pada kumparan primer dengan kumparan sekunder adalah sama, tegangan
dan arus pada kumparn primer dan kumparan sekunder dapat diubah-ubah sesuai
kehendak.
Pengaruh
transformator pada beban adalah arus akan mengalir pada kedua sisi belitannya.
Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi
(rugi tembaga, rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul, menyebabkan
tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut
juga mengakibatkan daya yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang
diberikan oleh sumber. Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara tegangan output
beban nol dengan tegangan pada saat berbeban pada faktor daya tertentu disebut
regulasi atau pengaturan tegangan. Transformator dikatakan baik apabila harga
regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu beban tertentu. Kemudian terdapat
ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk pada faktor daya
tertentu disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan sangat dipengaruhi oleh
besar beban dan jenis beban (R, L, C) karena kedua sifat beban tersebut akan
mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada transformator
akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada transformator terutama
rugi tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang
diaplikasikan oleh transformator tersebut.
Gambar 3.5 skematik transformator
Pada
praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa. Langkah – langkah yang dilakukan adalah merangkai rangkaian
seperti yang telah ditentukaan, kemudian dalam keadaan beban nol pengatur
tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominal (220 V) dan catat semua
penunjukan alat ukur, kemudian beban dipasang secara bertahap dan setiap
pergantian atau penambahan beban supaya dicatat besarnya V1, V2, A1, A2, W1,
dan W2, kemudian setiap beban (R, L, C) variasikan bebannya. Variasi beban bisa
dilaksanakan dengan hubungan seri atau paralel, kemudian gambar grafik fungsi
Pout ; = f (Pout), dan yang terakhir adalah menghitung besarnya regulasi
tegangan untuk setiap variasibeban yang ada.
Pada praktikum yang
kami lakukan tentang transformator satu fasa, lami merangkai rangkaian seperti
pada petunjuknya. Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur
sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat besar arus,
tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu 0 watt, 40
watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil praktikum
yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1
sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A, P1 sebesar 7
watt, V2, I2, dan P2 sebesar 45.9 V, 0.026 A
dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh V1, I1, P1, V2,
I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A
dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan diperoleh V1, I1, P1, V2,
I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A
dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan diperoleh V1, I1, P1, V2,
I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A
dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan diperoleh V1, I1, P1, V2,
I2, dan P2 sebesar 212 V, 0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A
dan 3.8 W.
Wildan Huda (111903102003)
Pada
praktikum dasar tenaga listrik yang ketiga ini kita melakukan percobaan
Transformator 1Ф (Load Test). Pada praktikum ini kita menggunkan beberapa alat
diantaranya :Regulator AC, sebagai
sumber masukan tegangan pada transformator, Transformator 1 fasa, berupa
transformator step down sebagai alat utama yang akan diteliti dalam praktikum
ini.,Watt meter digunkan sebagai alat pengukur daya pada transformator,
Multimeter digital sebagai pengukur tegangan pada sisi primer dan sekunder dari
transformator, Clampmeter atau ampere meter yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur arus listrik pada sisi primer dan sekunder pada transformator dan
beberapa beban berupa bola lampu .
Gambar
3.6 Rangkaian PembebananTrasformator
Transformator
merupakan sebuah alat elektrik yang digunakan untuk mengkonversi tegangan yang
awalnya besar menjadi lebih kecil, atu dari tegangan kecil menjadi lebih besar
dengan melalui proses induksi. Transformator digunakan dalam peralatan
elektronik gunanya untuk menyesuaikan tegangan dari jala-jala PLN dengan
tegangan input dari barang elektronik tesebut.
Prinsip
kerja dari transformator 1Ф adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan (sumber) maka akan mengalir arus bolak-balik pada kumparan
tersebut.Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus, menimbulkan fluks magnet
yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berubah -
ubah maka pada kumparan primer akan timbul GGL induksi.
Pada
praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, kami merangkai
rangkaian seperti pada petunjuknya.Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur
tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat
besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu
0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil
praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1 sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A,
P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2
sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh
V1, I1, P1,
V2, I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W,
45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V,
0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan
diperoleh V1, I1,
P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V,
0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.
Dari
data diatas dapat diketahui bahwa nilai nominal pada sebuah transformator tidak
selalu sama dengan nominal yang tertera pada transformator, pada saat tegangan
pada sisi sekunder bernilai 48 V pada sisi primer tegangannya bernilai 217,5 V
nilainya berbeda dengan nilai yang tertera pada transformator yang seharusnya
220 V. untuk nilai arusnya akan semakin besar apabila nilai tegangan pada sisi
sekunder semakin dinaikkan maka nilai arus listriknya semakin naik juga.
Pada
percobaan ini diketahui bahwa semakin besar beban yang digunakan maka semakin
besar pula arus yang dihasilkan.nilai arusnya akan semakin besar apabila nilai
tegangan pada sisi sekunder semakin dinaikkan maka nilai arus listriknya
semakin naik juga.Begitu juga pada teganganya semakin besar bebanya maka semakin
kecil tegangan yang dikeluarkan oleh transformator .
3.9 Kesimpulan
1. Transfomator
adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain.
2. Transfomator
dalam keadaan berbeban nol mengatur sehingga primer mencapai harga nominalnya
220 V
3. transformator
akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada rugi tembaga.
4. Transformator
berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar