Kamis, 22 November 2012

Praktikum Dasar Tenaga Listrik 3



Description: G:\Jadwal\jadwal djefry_files\a_data\logo_unej_100x93.png

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TENAGA LISTRIK



Percobaan 3
Transfomator 1 Φ

Oleh     :
Kelompok 1

1.      M.  Zahroni Firdaus                (111903102001)
2.      Antonius Ari S.                       (111903102002)
3.      Wildan Huda                          (111903102003)
4.      Herdianto                                (111903102004)
5.      Septian Mahmud P.                (111903102005)
6.      Wisudanto Catur Putra R.      (111903102006)



LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DIPLOMA 3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
                                                 2012

PERCOBAAN 3
TRANSFOMATOR 1 Φ ( LOAD TEST)
3.1  Tujuan percobaan
Setelah melakukan percobaan ini,mahasiswa akan dapat :
1.      Menjelaskan cara transfomator 1Φ berkerja saat berbeban
2.      Mendapatkan karakteristik efisien transfomator 1Φ dan bagaimana karaakteristik tersebut jika transfomator 1Φ dibebani bermacam-macam jenis dan besar beban.
3.      Menentukan besar regulasi tegangan saat trnsfomator 1Φ dibebani dengan variasi besar dan jenis beban.
4.      Menentukan pengaruh rugi-rugi tersebut terhadap performance transfomator 1Φ.
3.2  Dasar Teori
Description: C:\Users\RyCa\Documents\Dasar Tenaga Listrik\Gambar\Rangkaian ekivalen Transfomator.jpg











Gambar 3.1 Rangkaian ekivalen pembebanan transfomator

Bila trnsfomator dibebani, maka arus mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga,rugi inti,& rugi flux bocor) yang timbul menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya (watt) yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan sumber.
Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara sumber teganagan atau output berbeban noldengan tegangan saat berbeban pada faktor daya tertentu tersebut Regulasi/Pengaturan Tegangan. Transfomator dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu beban tertentu.
Besar regulasi tegangan adalah :


     V2 ( tanpa beban) – V2 (berbeban penuh )
 
 
V2 (berbeban penuh)
 
Vr =


Ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk pada faktor daya tertentu tersebut dengan efisiensi.


Daya keluar (watt)
 
 
Daya input (watt)
 
Efesiensi (η)   =                                        X 100%

Daya keluar = daya input – jumlah rugi trnsfomator
Besarnya efesien akan sangat mempengaruihi oleh besar beban & jenis beban (R,L dan C) karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dan cos Φ dari rangkaian tersebut. Selain itu pada transfomator akan memepengarui besarnya rugi-rugi yang di timbul pada trnsfomator terutama rugi tembaga yang besarnya tergantung/mempengaruhi oleh besanya beban yang diaplikasikan pada trnsfomator tersebut.

3.3 Daftar Peralatan
1.      Transfomator 150 V A 220/48 V       
2.      Wattmeter 1 fasa
3.      Multimeter
4.      Regulator 0-220 V
5.      Ballfast trnsfomator 15 W
6.      Lampu pijar 15,25,40,100 W
7.      Kapasitor 0,15 uF
8.      Kabel penghubung


3.4  Gambar Rangkaian
Description: C:\Users\RyCa\Documents\Dasar Tenaga Listrik\Gambar\Gambar Rangkaian Pembebanan Transfomator.jpg








Gambar 3.2 Rangkaian percobaan berbebanan Transfomator

3.5  Prosedur Kerja
1.    Rangkaian percobaan sesuai gambar
2.    Dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai hargai nominalnya (220 V) dan catat semua penunjukan alat ukur.
3.    Beban dipasang secara bertahap dan setiap penggantian atau penambahan beban supaya dicatat besarnya V1,V2,A1,A2,W1 dan W2 padal tabel 1.
4.    Setiap jenis beban (R,L atau C) variasikan besar bebannya. Variasi beban bisa dilaksanakan dengan hubungan seri atau pararel.
5.    Gambar grafik efesiensi fungsi Pout ; η = f (Pout).
6.    Hitunglah besarannya regulasi tegangan untuk setiap variasi beban yang ada. 

3.6  Langkah Keselamatan Kerja
Dalam percobaan ini ada beberapa halyang harus diperhatikan menyangkut keselamatan kerja dalam melaksanakan praktikum antara lain sebagai berikut :
1.    Sebelum dilaksanakan praktikum, laksanakan pengecekan harga-harga nominal yang tertera pada transformator untuk mencegah pemakaian beban atau tegangan yang berlebihan yang bisa menimbulkan kerusakan pada transfomator yang dipakai.
2.    Tegangan supply seharusnya disesuaikan dengan harga tegangan nominal setiap trnsfomator yang digunakan.
3.    Untuk keselamatan praktikan dan alat yang dipakai maka pembebsan trnsfomator sebaikannya dilaksanakan sampai beban nominal.
4.    Sesuai range alat ukur pada setia pengukuran.
3.7  Data Percobaan
Tabel perbebanan Transfomator 1 Fasa
Jenis Beban
Besarannya
Beban
V1
(Volt)
I1
(Amp)
P1
(Watt)
V2
(Volt)
I2
(Amp)
P2
(Watt)

Beban
Lampu
(Beban R)
(Watt)
0
210
0,093
7
45,9
0,025
1
25
210
0,104
8
45,8
0,065
1,5
40
209,5
0,105
9
45,6
0,066
2
75
209,5
0,115
10
45,6
0,12
3
100
212
1,128
11
46,2
0,16
3,8


















Wisudanto Catur Putra Ragil (111903102006)

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya yang melalui magnet berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Transformator satu fasa sama seperti transformator pada umumnya hanya penggunakannya untuk kapasitas kecil. Frekuensi pada kumparan primer dengan kumparan sekunder adalah sama, tegangan dan arus pada kumparn primer dan kumparan sekunder dapat diubah-ubah sesuai kehendak.
Bila transfomator dibebani, maka arus mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga,rugi inti,& rugi flux bocor) yang timbul menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya (watt) yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan sumber. Transformator berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda potensial Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial.
Prinsip kerja dari transformator satu fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber) maka akan mengalir arus bolak-balik pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berubah-ubah maka pada kumparan primer akan timbul GGL induksi. Transformator step down adalah transformator ini berfungsi untuk menurunkan tegangan misalnya dari 380 V pada sisi primer menjadi 20 KV pada sisi sekunder.transformator step up adalah transformator ini berfungsi untuk
menaikan tegangan misalnya dari 20 KV pada sisi primer menjadi 380 V pada sisi sekunder.
Pengaruh transformator pada beban adalah arus akan mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga, rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul, menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan oleh sumber. Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara tegangan output beban nol dengan tegangan pada saat berbeban pada faktor daya tertentu disebut regulasi atau pengaturan tegangan.
Pada praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, kami merangkai rangkaian seperti pada petunjuknya. Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu 0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1  sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A, P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2 sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V, 0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.
Transformator dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu beban tertentu. Kemudian terdapat ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk pada faktor daya tertentu disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan sangat dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban (R, L, C) karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada transformator akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada transformator terutama rugi tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang diaplikasikan oleh transformator tersebut.




















3.8 Pembahasan
M. Zahroni Firdaus (111903102001)

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya yang melalui gendeng magnet berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Transformator satu fasa sama seperti transformator pada umumnya hanya penggunakannya untuk kapasitas kecil.
Trasformator mempunyai fungsi yaitu menaikan atau menurunkan tegangan input atau menurunkan tegangan output. Trasformator yang berfungsi untuk menaikan tegangan input adalah trafo step up, sedangkan Transformator yang mempunyai fungsi menurunkan tegangangan adalah trafo step down.


Description: G:\Transformator.jpg
 








Gambar 3.3 Skema Trafo (kiri), Trafo Step Up (kanan atas)
 Step Down (kanan bawah)

Apa bila pada lilitan primer jumlah lilitannya lebih banyak dibandingkan yang lilitan sekunder, Tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder dan Kuat arus primer lebih daripada kuat arus sekunder maka trafo tersebut dikatakan trafo step down. Dan sebaliknya apa bila lilitan primernya lebih sedikit dibandingkan dengan lilitan skundernya, Tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder dan Kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder maka trafo tersebut merupakan trafo step up.
Sebuah transformator terdiri atas inti besi, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Trafo memiliki dua terminal yaitu, terminal input terdapat pada kumparan primer, dan terminal output terdapat pada kumparan sekunder. Kemudian prinsip kerja dari transformator satu fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber) maka akan mengalir arus bolak-balik pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berubah-ubah maka pada kumparan primer akan timbul GGL induksi.
Pengaruh transformator pada beban adalah arus akan mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga, rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul, menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan oleh sumber. Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara tegangan output beban nol dengan tegangan pada saat berbeban pada faktor daya tertentu disebut regulasi atau pengaturan tegangan. Transformator dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu beban tertentu. Kemudian terdapat ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk pada faktor daya tertentu disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan sangat dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban (R, L, C) karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada transformator akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada transformator terutama rugi tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang diaplikasikan oleh transformator tersebut.
Pada praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, lami merangkai rangkaian seperti pada petunjuknya. Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu 0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1  sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A, P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2 sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V, 0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.


















Herdianto (111903102004)
           
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo.
Description: C:\Users\RyCa\Documents\Dasar Tenaga Listrik\Gambar\Gambar Rangkaian Pembebanan Transfomator.jpg            Ada bermacam-macam jenis trafo didalam perkembangannya, dan mempunyai berbagai fungsi juga, diantaranya yaitu untuk trafo frekuensi rendah contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan pada peralatan - peralatan elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery dsb. Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari step down trafo yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan bisa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi skunder dan bagian skunder menjadi primer, tentu dengan memperhatikan tegangan kerja trafo tersebut.




Gambar 3.4 Rangkaian percobaan pembebanan transformator
            Pada praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, Alat -  alat dan komponen yang digunakan pada praktikum kali ini adalah transformator 150 VA 220/48 V, wattmeter 1 fasa, multimeter, regukator 0-220 V, ballast transformator 15 watt, lampu pijar 15, 25, 40, 100 watt kapasitor 0,15 uF, dan kabel penghubung (jumper). Langkah – langkah yang dilakukan adalah merangkai rangkaian seperti yang telah ditentukaan, kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominal (220 V) dan catat semua penunjukan alat ukur, kemudian beban dipasang secara bertahap dan setiap pergantian atau penambahan beban supaya dicatat besarnya V1, V2, A1, A2, W1, dan W2, kemudian setiap beban (R, L, C) variasikan bebannya. Variasi beban bisa dilaksanakan dengan hubungan seri atau paralel, kemudian gambar grafik fungsi Pout ;  = f (Pout), dan yang terakhir adalah menghitung besarnya regulasi tegangan untuk setiap variasibeban yang ada.
            Data yang di peroleh adalah, dimana saat keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu 0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1  sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A, P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2 sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2sebesar 209.5 V, 0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V, 0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W. Dari data diatas diketahui bahwa beban berbanding terbalik dengan P1 dan P2, jika beban semakin besar maka nilai P1 dan P2 juga semakin besar.








Septian Mahmud Prayoga (111903102005)

Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya yang melalui gendeng magnet berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Transformator satu fasa sama seperti transformator pada umumnya hanya penggunakannya untuk kapasitas kecil. Frekuensi pada kumparan primer dengan kumparan sekunder adalah sama, tegangan dan arus pada kumparn primer dan kumparan sekunder dapat diubah-ubah sesuai kehendak.
Pengaruh transformator pada beban adalah arus akan mengalir pada kedua sisi belitannya. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang dipasang. Rugi (rugi tembaga, rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul, menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan. Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya yang diberikan pada beban lebih kecil dari daya yang diberikan oleh sumber. Ukuran untuk menyatakan perbedaan antara tegangan output beban nol dengan tegangan pada saat berbeban pada faktor daya tertentu disebut regulasi atau pengaturan tegangan. Transformator dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil pada suatu beban tertentu. Kemudian terdapat ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk pada faktor daya tertentu disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan sangat dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban (R, L, C) karena kedua sifat beban tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada transformator akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada transformator terutama rugi tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang diaplikasikan oleh transformator tersebut.



Description: C:\Users\RyCa\Documents\Dasar Tenaga Listrik\Gambar\Gambar Rangkaian Pembebanan Transfomator.jpg



Gambar 3.5 skematik transformator
Pada praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa. Langkah – langkah yang dilakukan adalah merangkai rangkaian seperti yang telah ditentukaan, kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominal (220 V) dan catat semua penunjukan alat ukur, kemudian beban dipasang secara bertahap dan setiap pergantian atau penambahan beban supaya dicatat besarnya V1, V2, A1, A2, W1, dan W2, kemudian setiap beban (R, L, C) variasikan bebannya. Variasi beban bisa dilaksanakan dengan hubungan seri atau paralel, kemudian gambar grafik fungsi Pout ; = f (Pout), dan yang terakhir adalah menghitung besarnya regulasi tegangan untuk setiap variasibeban yang ada.
Pada praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, lami merangkai rangkaian seperti pada petunjuknya. Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu 0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1  sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A, P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2 sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V, 0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.
Wildan Huda (111903102003)

Pada praktikum dasar tenaga listrik yang ketiga ini kita melakukan percobaan Transformator 1Ф (Load Test). Pada praktikum ini kita menggunkan beberapa alat diantaranya :Regulator  AC, sebagai sumber masukan tegangan pada transformator, Transformator 1 fasa, berupa transformator step down sebagai alat utama yang akan diteliti dalam praktikum ini.,Watt meter digunkan sebagai alat pengukur daya pada transformator, Multimeter digital sebagai pengukur tegangan pada sisi primer dan sekunder dari transformator, Clampmeter atau ampere meter yang digunakan sebagai alat untuk mengukur arus listrik pada sisi primer dan sekunder pada transformator dan beberapa beban berupa bola lampu .
Gambar 3.6 Rangkaian PembebananTrasformator
Transformator merupakan sebuah alat elektrik yang digunakan untuk mengkonversi tegangan yang awalnya besar menjadi lebih kecil, atu dari tegangan kecil menjadi lebih besar dengan melalui proses induksi. Transformator digunakan dalam peralatan elektronik gunanya untuk menyesuaikan tegangan dari jala-jala PLN dengan tegangan input dari barang elektronik tesebut.
Prinsip kerja dari transformator 1Ф adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber) maka akan mengalir arus bolak-balik pada kumparan tersebut.Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berubah - ubah maka pada kumparan primer akan timbul GGL induksi.
Pada praktikum yang kami lakukan tentang transformator satu fasa, kami merangkai rangkaian seperti pada petunjuknya.Kemudian dalam keadaan beban nol pengatur tegangan diatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V dan mencatat besar arus, tegangan dan daya. Setelah itu beban dipasang secara bertahap yaitu 0 watt, 40 watt, 75 watt dan 100 watt yang kemudian kami peroleh data hasil praktikum yaitu untuk beban 0 watt memiliki V1  sebesar 210 V, I1 sebesar 0.093 A, P1 sebesar 7 watt, V2, I2, dan P2 sebesar 45.9 V, 0.026 A dan 1 watt. Pada beban 25 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 210 V, 0.104 A, 8 W, 45.8 V, 0.065 A dan 1.5 W. Setelah itu pada beban 40 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.105 A, 9 W, 45.6 V, 0.068 A dan 2 W. Pada beban 75 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 209.5 V, 0.115 A, 10 W, 45.6 V, 0.12 A dan 3 W. Pada beban 100 watt secara berurutan diperoleh V1,  I1, P1, V2, I2, dan P2 sebesar 212 V, 0.128 A, 11 W, 46.2 V, 0.16 A dan 3.8 W.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai nominal pada sebuah transformator tidak selalu sama dengan nominal yang tertera pada transformator, pada saat tegangan pada sisi sekunder bernilai 48 V pada sisi primer tegangannya bernilai 217,5 V nilainya berbeda dengan nilai yang tertera pada transformator yang seharusnya 220 V. untuk nilai arusnya akan semakin besar apabila nilai tegangan pada sisi sekunder semakin dinaikkan maka nilai arus listriknya semakin naik juga.
Pada percobaan ini diketahui bahwa semakin besar beban yang digunakan maka semakin besar pula arus yang dihasilkan.nilai arusnya akan semakin besar apabila nilai tegangan pada sisi sekunder semakin dinaikkan maka nilai arus listriknya semakin naik juga.Begitu juga pada teganganya semakin besar bebanya maka semakin kecil tegangan yang dikeluarkan oleh transformator .




3.9  Kesimpulan

1.      Transfomator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain.
2.      Transfomator dalam keadaan berbeban nol mengatur sehingga primer mencapai harga nominalnya 220 V
3.      transformator akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada rugi tembaga.
4.      Transformator berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar