Kamis, 22 November 2012

Praktikum Dasar Tenaga Listrik 4




LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TENAGA LISTRIK



Percobaan 4
Polaritas Transfomator

Oleh     :
Kelompok 1

1.      M.  Zahroni Firdaus                (111903102001)
2.      Antonius Ari S.                       (111903102002)
3.      Wildan Huda                          (111903102003)
4.      Herdianto                                (111903102004)
5.      Septian Mahmud P.                (111903102005)
6.      Wisudanto Catur Putra R.      (111903102006)



LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DIPLOMA 3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
                                                 2012

PERCOBAAN 4
POLARITAS TRANSFORMATOR
4.1  Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1.      Menjelaskan polaritas transformator.
2.      Melakukan 2 cara/metode untuk mengetahui polaritas transformator.
3.      Menjelaskan fungsi polaritas transformator.
4.2  Dasar Teori
Masing-masing ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu bekerja. Hal ini sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang dimaksud disini adalah polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan polaritas transformator (arah lilitan) bisa kita peroleh dari tes Polaritas, seperti terlihat gambar 1a dan 1b dibawah.




Gambar 1a Rangkaian Polaritas additive




Gambar 1b Rangkaian Polaritas subtractive
Ujung kumparan tegangan tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung yang lain kita pasangangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan tegangan tinggi dihubungkan sumber dan dipasang Voltmeter (V1). Pada pengukuran diatas bila V1 < V3 GGL induksi saling menjumlahkan dan dikatakan additve polarity, sedangkan apabila V1 > V3 GGL induksi kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive polarity.
Menurut ASA (The American Standard Association) pada tegangan tinggi ujung-ujungnya diberi tanda H1, H2, H3 dan seterusnya,dan H1 terletak disebelah kiri pembaca (apabila menghadap dari sisi tegangan rendah). Pada kumparan tegangan rendah ujung-ujungnya di beri nama X1,X2,X3 dan seterusnya. Letak X1 berdekatan dengan H1 untuk substractive polarity atau arah menyudut dari H1 untuk additve polarity.

4.3  Daftar Peralatan
1.     Regulator tegangan (0-220 V)
2.    Transfomator 150 VA 220/48 V
3.    Multimeter
4.    Kabel Penghubung

4.4  Gambar Rangkaian




Gambar 2a Rangkaian Polaritas additive





Gambar 2b Rangkaian Polaritas subtractive







Gambar 3 metode II polaritas trafo

4.5  Prosedur Kerja
1.      Metode I menentukan polaritas
Peralatan dirangkai seperti gambar 2a. Pada kumparan tegangan tinggi dimasukan tegangan sebesar 220 Volt kemudian besarnya tegangan V1, V2 dan V3 diukur.
Selanjutnya peralatan dirangkai seperti pada gambar 2b dan ukurlah besarannya tegangan V1, V2 dan V3.
2.      Metode II menentukan polaritas transformator.
Peralatan dirangkai sesuai gambar 3. Transformator I yang berfungsi sebagai referensi dan sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan Transformator II (transformator yang akan diuji). Pada sisi Vs dimasukan tegangan sinusoida. Kemudian diukur besarnya petujukkan pada voltmeter.

4.6  Langkah Keselamatan Kerja
Dalam percobaan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut keselamatan kerja dalam melaksanakan praktikum antara lain sebagai berikut :
1.         Sebelum dilaksanakan praktikum. Laksanakan pengecekan harga-harga nominal yang tertera pada transformator untuk mencegah adanya kerusakan pada transformator.
2.         Tegangan supply seharusnya disesuaikan dengan harga nominal setiap transformator yang digunakan.



4.7  Data Percobaan

Rangkaian
V1 (Volt)
V2 (Volt)
V3 (Volt)
Percobaan Gb.2a
220,7
47
269,9
Percobaan Gb.2b
219,2
48,2
172,2
Percobaan Gb. 3
48,7
48,9
97,6











4.7.1 Pembahasan
Nama     : M. Zahroni Firdaus
NIM       : 111903102001


Masing-masing ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu bekerja. Hal yang sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang dimaksud disini adalah polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan transformator  (arah lilitan) bisa kita peroleh dari tes polaritas.
Ujung kumparan tegangan tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung yang lain kita pasangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan tegangan tingggi dihubungkan dengan sumber dan dipasang Voltmeter (V1). Pada pengukuran diatas bila V1 < V3, GGL induksi saling menjumlahkan dan dikatakan Additive Polarity, sedangkan apabila V1 > V3, GGL induksi pada kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan Substractive Polarity.
Polaritas pada transformator satu fasa digunakan untuk menghubungkan seri (untuk meningkatkan tegangan transformator) atau paralel (untuk meningkatkan daya transformator) suatu induktansi. Polaritas tersebut disebabkan karena arah dari penggulungan induktansi. Pada transformator satu fasa dibedakan menjadi 2 macam :
 


A.    Polaritas Penjumlahan
V3 > V1  ; V= V1 + V2





B.     Polaritas Pengurangan
 V3 < V1  ; V= V1 - V2

Pada praktikum kali ini, yaitu tentang polaritas transformator. Kami mempunyai tujuan yaitu untuk dapat menentukan polaritas suatu transformator dan mengetahui fungsi polaritas transformator. Untuk melakukan percobaan tersebut kami melakukan langkah-langkah sebagai berikut pertama, merangkai rangkaian tes polaritas seperti pada gambar rangkaian. Pada rangkaian pertama dan kedua sebagai berikut :




Gambar 4a Rangkaian Polaritas additive




Gambar 4b Rangkaian Polaritas subtractive
Pada percobaan kali ini, setelah merangkai rangkaian pertama dan kedua, pada kumparan tegangan tinggi dimasukkan tegangan sebesar 220 Volt dan keluarannya 48 Volt kemudian mengukur besar tegangan V1, V2, dan V3 dengan avometer.







Gambar 4 Rangkaian Polaritas Transformator
Kemudian merangkai rangkaian ketiga, transformator satu fasa yang berfungsi sebagai referensi dan sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan transformator yang akan diuji tadi. Setelah itu mengukur besar tegangannya V1, V2, dan V3 dengan avometer.
Dari percobaan diatas kami memperoleh data hasil percobaan, pada rangkaian pertama didapatkan V1 sebesar 220,7 Volt, untuk V2 sebesar 47 Volt dan pada V3 diperoleh 269,9 Volt. Pada rangkaian kedua, diperoleh V1 yaitu 219,2 Volt, sedangkan V2 sebesar 48,2 Volt, dan V3 sebesar 172,2 Volt. Kemudian untuk rangkaian yang ketiga diadapat V1 sebesar 48,7 Volt, V2 diperoleh sebesar 48,9 Volt, dan V3 sebesar 97,6 Volt.
Pada praktikum ini, masih kurang akuratnya alat-alat. Maka dari itulah diperoleh error persen (E%). Untuk eror persen pada polaritas Additive sebesar 0,82%, kemudian pada polaritas Substractive diperoleh eror persen sebesar 0,7% dan pada polaritas Additive Paralel sebesar 0 %.
Fungsi dari polaritas transformator sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator, untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau sekunder dan unruk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator. Analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan polaritas sebuah transformator kita terlebih dahulu harus mengetahui kutub positif dan kutub negatif. Pada data diatas dimana  V1 sebesar 220,7 Volt, sedangkan pada V3 diperoleh 269,9 Volt maka V1 < V3, rangkaian pertama dikatakan Additive Polarity. Pada rangkaian kedua, diperoleh V1 yaitu 219,2 Volt, sedangkan V3 sebesar 172,2 Volt maka V1 > V3, rangkaian kedua dikatakan Substractive Polarity.








Nama  : Wildan Huda
NIM    : 111903102003

Praktikum kali ini akan membahas pengujian terhadap polaritas transformator. Pada praktikum kali ini polaritas transformator, dilaksanakan dengan  2 metode untuk mengetahui polaritas transformator. Masing-masing ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada saat bekerja. Demikian juga pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang dimaksud disini adalah Polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Cara menentukan polaritas transformator (arah lilitan)  kita peroleh dari Tes Polaritas,    
             Disini kita akan menggunakan 3 metode yakni metode additive ,metode substractive, dan metode additive parallel. Dengan melihat belitan primer dan belitan sekunder. Apabila terjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya nilai pada avometer pada saat pemasangan rangkaian additive atau substractive atau additive paralel. Metode additive yaitu dengan cara menjumlahkan tegangan input dan output transformator.




Gambar 5a Rangkaian Polaritas aditive
Ketika menghitung beda potensial antara belitan primer dan sekunder yaitu dengan memasang voltmeter untuk menggukur tegangan input  pada primer yang dihubungkan antara tegangan 220 Volt dan 0 Volt, dan pada kumparan sekunder transformator dipasang voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihubungkan antara tegangan 48 Volt dan 0 Volt, lalu dipasangkan voltmeter  antara tegangan 220 Volt pada kumparan primer dengan 0 Volt pada kumparan sekunder, tegangan 0 Volt pada kumparan primer dihubungsingkatkan dengan tegangan 48 Volt pada kumparan sekunder.
Dari percobaan tersebut didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1 = 220,7 Volt,V2 = 47 Volt,dan V3 = 269,9 Volt. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan pada V3 = V1+V2 yang artinya GGL induksi, dari data diatas bahwa penjumlahan tegangan relative sama dan didapatkan perhitungan error% sebesar 0,82 %. Sehingga dapat disimpulkan polaritas tersebut memiliki error% yang sangat kecil.
            Untuk  metode subtractive yaitu dengan cara mengurangkan nilai tegangan input terhadap output. Untuk cara kerjanya hampir sama dengan percobaan sebelumnya, hanya saja terdapat perubahan pada voltmeter( V3).





Gambar 5b Rangkaian Polaritas subtractive
Dari percobaan ini didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1 = 219,2 Volt, V2 = 48,2 Volt,dan V3 = 172,2 Volt. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan pada V3 = V1-V2 yang artinya GGL induksi saling mengurangi dan didapatkan perhitungan error% sebesar 0.7 %. Sehingga dapat disimpulkan polaritas tersebut memiliki error% yang sangat kecil.
Pada metode additive paralel yaitu dengan cara menjumlahkan nilai tegangan input terhadap output. Untuk cara kerjanya berbeda dengan percobaan sebelumnya, karena voltmeter (V1,V2 ,dan V3) disusun secara seri.





Gambar 5 Rangkaian Polaritas additive parallel
Dari percobaan ini didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1 = 48,7 Volt, V2 = 48,9 Volt, dan V3 = 97,6 Volt. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan pada V3 = V1 + V2 yang artinya GGL induksi, sehingga didapatkan perhitungan error% sebesar 0 %. Dari data diatas dapat disimpulkan penjumlahan tegangan relative sama sehingga dapat disimpulkan polaritas tersebut memiliki error% yang sangat kecil. Dari data hasil praktikum dan perhitungan dapat dikatakan sesuai karena nilai error% yang diperoleh sangat kecil. Kemudian pada data juga menunjukkan tegangan pada V1 dan V3 selalu menurun menunjukkan bahwa V1 berbanding lurus dengan V3 , sedangkan pada V2 tegangan selalu naik yang berarti V2 berbanding terbalik dengan V1 dan V3.Fungsi dari polaritas transformator sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator,untuk menentukan kumparan primer atau sekunder dan untuk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator.
Analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan polaritas sebuah transformator kita terlebih dahulu harus mengetahui kutub positif dan kutub negatif. Pada data diatas dimana  V1 sebesar 220,7 Volt, sedangkan pada V3 diperoleh 269,9 Volt maka V1 < V3, rangkaian pertama dikatakan Additive Polarity. Pada rangkaian kedua, diperoleh V1 yaitu 219,2 Volt, sedangkan V3 sebesar 172,2 Volt maka V1 > V3, rangkaian kedua dikatakan Substractive Polarity.


Nama  : Herdianto
NIM   : 111903102004

Transformator adalah alat yang berfungsi memindahkan daya listrik dari satu lilitan primer ke lilitan sekunder secara induksi elektromagnetik. Apabila lilitan primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, pada inti transformator akan mengalir garis-garis gaya magnet atau flux magnet. Karena arus yang mengalir bolak balik, maka flux yang terjadi pada inti juga bolak balik yang berarti jumlah garis-garis gaya magnet pada inti transformator setiap saat berubah. Karena pada inti terdapat lilitan yaitu : Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2). Dalam sebuah transformator terjadi dua kemungkinan polaritas yaitu saling menjumlahkan dan saling mengurangkan.
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang polaritas transformator, dimana fungsi dari polaritas transformator sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator, untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau sekunder dan unruk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator. Ada 3 percobaan yang kami lakukan yaitu polaritas additive, polaritas substractive, dan additive paralel. Pertama kami melakukan percobaan polaritas additive seperti pada gambar di bawah ini.



Gambar 6a Rangkaian Polaritas additive
Pada kumparan tegangan tinggi dimasukkan tegangan sebesar 220 volt dan kemudian kami menghitung V1, V2, dan V3. Data yag diperolah pada percobaan ini adalah V1 yang dipat adalah 220,7 volt, V2 yang di dapat adalah 47 volt , dan V3 yang di dapat 269,9 volt. Kemudian kami melakukan percobaan kedua polaritas substractive seperti gambar rangkaian di bawah ini.



Gambar 6b Rangkaian Polaritas subtractive
Data yang diperolah pada percobaan kedua ini adalah V1 sebesar 219,2 volt, V2 sebesar 48,2 volt, dan V3 adalah 172,9 volt. Setelah memperoleh data percobaan kedua kami melanjutkan pada pecobaan ketiga additive paralel yaitu merangkai seperti gambar dibawah ini.





Gambar 6 Rangkaian Polaritas Transformator
Transformator 1 yang berfungsi sebagai referensi yang sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan transformator 2 (transformator yang sudah diuji). Pada sisi VS dimasukkan tegangan sinusoidal. kemudian kami menghitung V1, V2, dan V3. Data yang diperolah pada percobaan ketiga ini adalah V1 sebesar 48,7 volt, V2 sebesar 48,9 volt, dan V3 sebesar 97,6 volt.
Pada praktikum kali ini kami juga menghitung eror persen dari setiap percobaan. Eror persen yang didapat pada percobaan polaritas additive adalah sebesar 0,82 %, pada percobaan polaritas substractive eror persen yang didapat sebesar 0,7 %, dan pada percobaan additive paralel eror persen yang didapat sebesar 0 %. Dari data diatas dapat diketahui bahwa V1 dan V3 pada setiap percobaan berbanding lurus, sedangkan V2 masing-masing percobaan berbanding terbalik dengan V1 dan V3.




Nama  : Septian Mahmud Prayoga
NIM    : 111903102005


Masing-masing ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu berkerja. Hal ini sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang dimaksud disini adalah polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan polaritas transformator (arah lilitan) bisa kita peroleh dari tes Polaritas.
Ujung kumparan tegangan tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung yang lain kita pasangangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan tegangan tinggi dihubungkan sumber dan dipasang Voltmeter (V1). Pada pengukuran diatas bila V1 < V3 GGL induksi saling menjumlahkan dan dikatakan additve polarity, sedangkan apabila V1 > V3 GGL induksi kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive polarity.




gambar 7a Rangkaian Polaritas additive





Gambar 7b Rangkaian Polaritas subtractive





Gambar 7 Rangkaian Polaritas Transformator
Disini kita akan menggunakan 3 metode yakni metode additive, metode substractive, dan metode additive paralel. Dengan melihat belitan primer dan belitan sekunder. Apabila terjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya nilai pada avometer pada saat pemasangan rangkaian additive atau substractive atau metode additive paralel. Metode additive yaitu dengan cara menjumlahkan tegangan input dan output transformator. Ketika menghitung beda potensial antara belitan primer dan sekunder yaitu dengan memasang voltmeter untuk menggukur tegangan input  pada primer yang dihubungkan antara tegangan 220 V dan 0 V, dan pada kumparan sekunder transformator dipasang voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihubungkan antara tegangan 48 V dan 0 V, lalu dipasangkan voltmeter  antara tegangan 220 V pada kumparan primer dengan 0 V pada kumparan sekunder, tegangan 0 V pada kumparan primer dihubungsingkatkan dengan tegangan 48 V pada kumparan sekunder. Dari percobaan tersebut didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1= 220,7 V, V2= 47 V, dan V3= 269,9 V.
Pada praktikum ini, masih kurang akuratnya alat-alat. Maka dari itulah diperoleh eror persen. Untuk eror persen pada polaritas Additive sebesar 0,82 %, kemudian pada polaritas Substractive diperoleh eror persen sebesar 0,7 % dan pada polaritas Additive Paralel sebesar 0 %. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa V1 < V3, yaitu V1= 220,7 V dengan V3= 269,9 V maka pada rangkaian pertama dinyatakan Additive sedangkan rangkaian kedua V1= 219,2 V dengan V3= 172,2 V dinyatakan Substractive dikarenakan V1 > V3. Fungsi dari polaritas transformator sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator, untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau sekunder dan unruk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator.























Nama      : Wisudanto Catur Putra Ragil
NIM        : 111903102006

Suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu berkerja. Hal ini sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator ( Polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan polaritas transformator (arah lilitan) bisa kita peroleh dari tes polaritas, seperti pada gambar rangkaian. Pada rangkaian pertama dan kedua sebagai berikut :




Gambar 8a Rangkaian Polaritas additive




Gambar 8b Rangkaian Polaritas subtractive
Pada percobaan kali ini, setelah merangkai rangkaian pertama dan kedua, pada kumparan tegangan tinggi dimasukkan tegangan sebesar 220 Volt dan keluarannya 48 Volt kemudian mengukur besar tegangan V1, V2, dan V3 dengan avometer. Kemudian merangkai rangkaian ketiga, transformator satu fasa yang berfungsi sebagai referensi dan sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan transformator yang akan diuji tadi. Setelah itu mengukur besar tegangannya V1, V2, dan V3 dengan avometer.





Gambar 8 Rangkaian Polaritas Trafo
Ujung kumparan tegangan tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung yang lain kita pasangangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan tegangan tinggi dihubungkan sumber dan dipasang Voltmeter (V1). Kemudian diukur besarnya petujukkan pada voltmeter.
Dari data percobaan polaritas transformator peralatan dirangkai seperti pada gambar 2a pada kumparan tegangan tinggi dimasukan tegangan sebesar 220 Volt kemudian untuk mengetahui besarnya pada tegangan menggunakan avometer. Pada tegangan V1 sebesar 220,7 Volt, pada tegangan V2 sebesar 47 Volt, pada tegangan V3 sebesar 269,9 Volt. Selanjutnya peralatan dirangkai seperti pada gambar 2b pada kumparan tegangan tinggi dimasukan tegangan sebesar 220 Volt kemudian untuk besarnya pada tegangan menggunakan avometer. Pada tegangan V1 sebesar 219,2 Volt, pada tegangan V2 sebesar 48,2 Volt, pada tegangan V3 sebesar 172,2 Volt. Selanjutnya peralatan dirangkai metode polaritas trafo seperti gambar 3a dengan menggunakan avometer. Pada tegangan V1 sebesar 48,7 Volt, pada tegangan V2 sebesar 48,9 Volt, pada tegangan V3 sebesar 97,6 Volt. Untuk eror persen pada polaritas Additive sebesar 0,82 %, kemudian pada polaritas Substractive diperoleh eror persen sebesar 0,7 % dan pada polaritas Additive Paralel eror persennya sebesar 0 %. Pada data diatas menunjukkan bahwa V1 dan V3 pada setiap percobaan berbanding lurus, sedangkan V2 masing-masing percobaan berbanding terbalik dengan V1 dan V3.


4.8  Kesimpulan

1.      Tranfomator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu berkerja.
2.      Polaritas pada transformator dapat diketahui dengan dua cara yaitu metode additive dan substractive.
3.      Pada pengukuran bila tegangan  V1 < V3 GGL induksi saling menjumlahkan dan dikatakan additve polarity.
4.      Pada pengukuran bila tegangan  V1 > V3 GGL induksi kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive polarity.
5.      Polaritas transformator berfungsi sebagai penentuan kutub-kutub pada transformator.
6.      Polaritas transformator dapat diketahui apabila kita mengetahui polaritas dari sumber tegangan yang kita berikan pada transformator.
















·  Perhitungan Error Persen


Polaritas Additive

Polaritas Substractive

Polaritas Additive Paralel

Lampiran
· Perhitungan polaritas transformator
Polaritas Additive
V3 = V1 + V2
      = 220,7 V + 47 V
      =  267,7 Volt

Polaritas Substractive
V3 = V1 + V2
      = 219,2 V + 48,2 V
      =  171 Volt

Polaritas Additive Paralel
V3 = V1 + V2
      = 48,7 V + 48,9 V
      =  97,6 Volt