LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR TENAGA LISTRIK
Percobaan 4
Polaritas Transfomator
Oleh :
Kelompok 1
1. M. Zahroni Firdaus (111903102001)
2. Antonius
Ari S. (111903102002)
3. Wildan
Huda (111903102003)
4. Herdianto
(111903102004)
5. Septian
Mahmud P. (111903102005)
6. Wisudanto
Catur Putra R. (111903102006)
LABORATORIUM KONVERSI
ENERGI LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
DIPLOMA 3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2012
PERCOBAAN 4
POLARITAS
TRANSFORMATOR
4.1 Tujuan
Percobaan
Setelah
melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1.
Menjelaskan polaritas transformator.
2.
Melakukan 2 cara/metode untuk mengetahui polaritas transformator.
3.
Menjelaskan fungsi polaritas transformator.
4.2 Dasar Teori
Masing-masing
ujung primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian
pada waktu bekerja. Hal ini sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas
perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang
dimaksud disini adalah polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator
ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan polaritas transformator (arah
lilitan) bisa kita peroleh dari tes Polaritas, seperti terlihat gambar 1a dan
1b dibawah.
Gambar 1a Rangkaian Polaritas additive
Gambar 1b Rangkaian Polaritas subtractive
Ujung kumparan tegangan
tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung
yang lain kita pasangangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan
tegangan tinggi dihubungkan sumber dan dipasang Voltmeter (V1). Pada
pengukuran diatas bila V1 < V3 GGL induksi saling
menjumlahkan dan dikatakan additve
polarity, sedangkan apabila V1 > V3 GGL induksi
kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive polarity.
Menurut ASA (The American
Standard Association) pada tegangan tinggi ujung-ujungnya diberi tanda H1,
H2, H3 dan seterusnya,dan H1 terletak
disebelah kiri pembaca (apabila menghadap dari sisi tegangan rendah). Pada
kumparan tegangan rendah ujung-ujungnya di beri nama X1,X2,X3
dan seterusnya. Letak X1 berdekatan dengan H1 untuk substractive polarity atau arah menyudut
dari H1 untuk additve polarity.
4.3 Daftar Peralatan
1.
Regulator
tegangan (0-220 V)
2.
Transfomator 150 VA 220/48 V
3.
Multimeter
4.
Kabel Penghubung
4.4 Gambar Rangkaian
Gambar 2a Rangkaian Polaritas additive
Gambar 2b Rangkaian Polaritas subtractive
Gambar 3 metode II polaritas trafo
4.5 Prosedur Kerja
1. Metode
I menentukan polaritas
Peralatan
dirangkai seperti gambar 2a. Pada kumparan tegangan tinggi dimasukan tegangan
sebesar 220 Volt kemudian besarnya tegangan V1, V2 dan V3 diukur.
Selanjutnya
peralatan dirangkai seperti pada gambar 2b dan ukurlah besarannya tegangan V1, V2
dan V3.
2. Metode
II menentukan polaritas transformator.
Peralatan
dirangkai sesuai gambar 3. Transformator I yang berfungsi sebagai referensi dan
sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan Transformator II (transformator
yang akan diuji). Pada sisi Vs dimasukan tegangan sinusoida. Kemudian diukur
besarnya petujukkan pada voltmeter.
4.6 Langkah Keselamatan Kerja
Dalam percobaan
ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut keselamatan kerja dalam
melaksanakan praktikum antara lain sebagai berikut :
1.
Sebelum dilaksanakan praktikum.
Laksanakan pengecekan harga-harga nominal yang tertera pada transformator untuk
mencegah adanya kerusakan pada transformator.
2.
Tegangan supply seharusnya disesuaikan dengan harga nominal setiap transformator
yang digunakan.
4.7 Data Percobaan
Rangkaian
|
V1 (Volt)
|
V2 (Volt)
|
V3 (Volt)
|
Percobaan
Gb.2a
|
220,7
|
47
|
269,9
|
Percobaan
Gb.2b
|
219,2
|
48,2
|
172,2
|
Percobaan
Gb. 3
|
48,7
|
48,9
|
97,6
|
4.7.1 Pembahasan
Nama : M. Zahroni Firdaus
NIM : 111903102001
Masing-masing ujung
primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada
waktu bekerja. Hal yang sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas
perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang
dimaksud disini adalah polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator
ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan transformator (arah lilitan) bisa kita peroleh dari tes
polaritas.
Ujung kumparan tegangan
tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung
yang lain kita pasangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan
tegangan tingggi dihubungkan dengan sumber dan dipasang Voltmeter (V1).
Pada pengukuran diatas bila V1 < V3, GGL induksi
saling menjumlahkan dan dikatakan Additive
Polarity, sedangkan apabila V1 > V3, GGL induksi
pada kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan Substractive Polarity.
Polaritas
pada transformator satu fasa digunakan untuk menghubungkan seri (untuk
meningkatkan tegangan transformator) atau paralel (untuk meningkatkan daya
transformator) suatu induktansi. Polaritas tersebut disebabkan karena arah dari
penggulungan induktansi. Pada transformator satu fasa dibedakan menjadi 2 macam
:
A.
Polaritas Penjumlahan
V3 >
V1 ; V3 = V1 + V2
B.
Polaritas Pengurangan
V3 <
V1 ; V3 = V1 - V2
Pada
praktikum kali ini, yaitu tentang polaritas transformator. Kami mempunyai
tujuan yaitu untuk dapat menentukan polaritas suatu transformator dan
mengetahui fungsi polaritas transformator. Untuk melakukan percobaan tersebut
kami melakukan langkah-langkah sebagai berikut pertama, merangkai rangkaian tes
polaritas seperti pada gambar rangkaian. Pada rangkaian pertama dan kedua
sebagai berikut :
Gambar 4a Rangkaian Polaritas additive
Gambar 4b Rangkaian Polaritas subtractive
Pada
percobaan kali ini, setelah merangkai rangkaian pertama dan kedua, pada
kumparan tegangan tinggi dimasukkan tegangan sebesar 220 Volt dan keluarannya
48 Volt kemudian mengukur besar tegangan V1, V2, dan V3
dengan avometer.
Gambar 4 Rangkaian Polaritas Transformator
Kemudian merangkai rangkaian
ketiga, transformator satu fasa yang berfungsi sebagai referensi dan sudah
diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan transformator yang akan diuji
tadi. Setelah itu mengukur besar tegangannya V1, V2, dan
V3 dengan avometer.
Dari percobaan diatas
kami memperoleh data hasil percobaan, pada rangkaian pertama didapatkan V1
sebesar 220,7 Volt, untuk V2 sebesar 47 Volt dan pada V3
diperoleh 269,9 Volt. Pada rangkaian kedua, diperoleh V1 yaitu 219,2
Volt, sedangkan V2 sebesar 48,2 Volt, dan V3 sebesar 172,2
Volt. Kemudian untuk rangkaian yang ketiga diadapat V1 sebesar 48,7
Volt, V2 diperoleh sebesar 48,9 Volt, dan V3 sebesar 97,6
Volt.
Pada praktikum ini,
masih kurang akuratnya alat-alat. Maka dari itulah diperoleh error persen (E%).
Untuk eror persen pada polaritas Additive sebesar 0,82%, kemudian pada
polaritas Substractive diperoleh eror persen sebesar 0,7% dan pada
polaritas Additive Paralel sebesar 0 %.
Fungsi
dari polaritas transformator sendiri adalah
sebagai penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator,
untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau sekunder dan unruk menghubungkan
transformator biasa menjadi autotransformator. Analisis data diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam menentukan polaritas sebuah transformator kita terlebih
dahulu harus mengetahui kutub positif dan kutub negatif. Pada data diatas
dimana V1 sebesar 220,7
Volt, sedangkan pada V3 diperoleh 269,9 Volt maka V1
< V3, rangkaian pertama dikatakan Additive Polarity. Pada rangkaian kedua, diperoleh V1 yaitu
219,2 Volt, sedangkan V3 sebesar 172,2 Volt maka V1 > V3,
rangkaian kedua dikatakan Substractive
Polarity.
Nama :
Wildan Huda
NIM :
111903102003
Praktikum
kali ini akan membahas pengujian
terhadap polaritas transformator. Pada praktikum kali ini polaritas
transformator, dilaksanakan dengan 2
metode untuk mengetahui polaritas transformator. Masing-masing ujung primer
dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada saat bekerja. Demikian juga pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk membuat
sambungan-sambungan pada transformator (yang dimaksud disini adalah Polaritas
sesaat). Polaritas
dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Cara menentukan
polaritas transformator (arah lilitan)
kita peroleh dari Tes Polaritas,
Disini kita akan menggunakan 3 metode yakni
metode additive ,metode substractive, dan metode additive
parallel. Dengan melihat belitan primer dan belitan sekunder. Apabila
terjadi kesalahan polaritas, hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya nilai
pada avometer pada saat pemasangan rangkaian additive atau substractive
atau additive paralel. Metode additive yaitu dengan cara
menjumlahkan tegangan input dan output transformator.
Gambar 5a Rangkaian Polaritas aditive
Ketika
menghitung beda potensial antara belitan primer dan sekunder yaitu dengan
memasang voltmeter untuk menggukur tegangan input pada primer yang dihubungkan antara tegangan
220 Volt dan 0 Volt, dan pada kumparan sekunder transformator dipasang
voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihubungkan antara tegangan 48 Volt dan
0 Volt, lalu dipasangkan voltmeter
antara tegangan 220 Volt pada kumparan primer dengan 0 Volt pada
kumparan sekunder, tegangan 0 Volt pada kumparan primer dihubungsingkatkan
dengan tegangan 48 Volt pada kumparan sekunder.
Dari
percobaan tersebut didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1 = 220,7
Volt,V2 = 47 Volt,dan V3 = 269,9 Volt. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan pada V3 = V1+V2
yang artinya GGL induksi, dari data diatas bahwa penjumlahan tegangan relative
sama dan didapatkan perhitungan error% sebesar 0,82 %. Sehingga dapat
disimpulkan polaritas tersebut memiliki error% yang sangat kecil.
Untuk metode subtractive yaitu dengan cara
mengurangkan nilai tegangan input terhadap output. Untuk cara kerjanya hampir
sama dengan percobaan sebelumnya, hanya saja terdapat perubahan pada voltmeter(
V3).
Gambar 5b Rangkaian Polaritas subtractive
Dari
percobaan ini didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1 = 219,2 Volt,
V2 = 48,2 Volt,dan V3 = 172,2 Volt. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai yang didapatkan pada V3 = V1-V2 yang artinya
GGL induksi saling mengurangi dan didapatkan perhitungan error% sebesar 0.7 %. Sehingga
dapat disimpulkan polaritas tersebut memiliki error% yang sangat kecil.
Pada metode additive paralel yaitu dengan cara menjumlahkan
nilai tegangan input terhadap output. Untuk cara kerjanya berbeda dengan
percobaan sebelumnya, karena voltmeter (V1,V2 ,dan V3)
disusun secara seri.
Gambar 5 Rangkaian Polaritas additive parallel
Dari percobaan ini didapatkan 3 data hasil percobaan yaitu V1
= 48,7 Volt, V2 = 48,9 Volt, dan V3 = 97,6 Volt. Hasil
ini menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan pada V3 = V1
+ V2 yang artinya GGL induksi, sehingga didapatkan perhitungan
error% sebesar 0 %. Dari data diatas dapat disimpulkan penjumlahan tegangan
relative sama sehingga dapat disimpulkan polaritas tersebut memiliki error%
yang sangat kecil. Dari data hasil praktikum dan perhitungan dapat dikatakan
sesuai karena nilai error% yang diperoleh sangat kecil. Kemudian
pada data juga menunjukkan tegangan pada V1 dan V3 selalu
menurun menunjukkan bahwa V1 berbanding lurus dengan V3 ,
sedangkan pada V2 tegangan selalu naik yang berarti V2 berbanding
terbalik dengan V1 dan V3.Fungsi dari polaritas
transformator sendiri adalah sebagai
penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator,untuk
menentukan kumparan primer atau sekunder dan untuk menghubungkan transformator
biasa menjadi autotransformator.
Analisis
data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan polaritas sebuah
transformator kita terlebih dahulu harus mengetahui kutub positif dan kutub
negatif. Pada data diatas dimana V1
sebesar 220,7 Volt, sedangkan pada V3 diperoleh 269,9 Volt
maka V1 < V3, rangkaian pertama dikatakan Additive Polarity. Pada rangkaian kedua,
diperoleh V1 yaitu 219,2 Volt, sedangkan V3 sebesar 172,2
Volt maka V1 > V3, rangkaian kedua dikatakan Substractive Polarity.
Nama : Herdianto
NIM :
111903102004
Transformator adalah alat
yang berfungsi memindahkan daya listrik dari satu lilitan primer ke lilitan
sekunder secara induksi elektromagnetik. Apabila lilitan primer dihubungkan
dengan tegangan bolak-balik, pada inti transformator akan mengalir garis-garis
gaya magnet atau flux magnet. Karena arus yang mengalir bolak balik, maka flux
yang terjadi pada inti juga bolak balik yang berarti jumlah garis-garis gaya
magnet pada inti transformator setiap saat berubah. Karena pada inti terdapat
lilitan yaitu : Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2).
Dalam
sebuah transformator terjadi dua kemungkinan polaritas yaitu saling
menjumlahkan dan saling mengurangkan.
Pada
praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang polaritas transformator,
dimana fungsi dari polaritas transformator sendiri adalah sebagai penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada
transformator, untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau
sekunder dan unruk menghubungkan transformator biasa menjadi autotransformator.
Ada 3 percobaan yang kami lakukan yaitu polaritas additive, polaritas substractive,
dan additive paralel. Pertama kami
melakukan percobaan polaritas additive
seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 6a Rangkaian Polaritas
additive
Pada
kumparan tegangan tinggi dimasukkan tegangan sebesar 220 volt dan kemudian kami
menghitung V1, V2, dan V3.
Data yag diperolah pada percobaan ini adalah V1 yang dipat adalah
220,7 volt, V2 yang di dapat adalah 47 volt , dan V3 yang
di dapat 269,9 volt. Kemudian kami melakukan percobaan kedua polaritas substractive seperti gambar rangkaian di
bawah ini.
Gambar 6b Rangkaian
Polaritas
subtractive
Data
yang diperolah pada percobaan kedua ini adalah V1 sebesar 219,2
volt, V2 sebesar 48,2 volt, dan V3 adalah 172,9 volt.
Setelah memperoleh data percobaan kedua kami melanjutkan pada pecobaan ketiga additive paralel yaitu merangkai
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 6 Rangkaian Polaritas Transformator
Transformator 1 yang
berfungsi sebagai referensi yang sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel
dengan transformator 2 (transformator yang sudah diuji). Pada sisi VS
dimasukkan tegangan sinusoidal. kemudian kami menghitung V1, V2,
dan V3. Data yang diperolah pada percobaan ketiga ini
adalah V1 sebesar 48,7 volt, V2 sebesar 48,9 volt, dan V3
sebesar 97,6 volt.
Pada praktikum kali ini
kami juga menghitung eror persen dari setiap percobaan. Eror persen yang
didapat pada percobaan polaritas additive
adalah sebesar 0,82 %, pada percobaan polaritas substractive eror persen yang didapat sebesar 0,7 %, dan pada
percobaan additive paralel eror
persen yang didapat sebesar 0 %. Dari data diatas dapat diketahui bahwa V1
dan V3 pada setiap percobaan berbanding lurus, sedangkan V2
masing-masing percobaan berbanding terbalik dengan V1 dan V3.
Nama : Septian Mahmud Prayoga
NIM : 111903102005
Masing-masing ujung
primer dari suatu transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada
waktu berkerja. Hal ini sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas
perlu diketahui untuk membuat sambungan-sambungan pada transformator (yang dimaksud
disini adalah polaritas sesaat). Polaritas dari suatu transformator ditentukan
oleh arah lilitannya. Untuk menentukan polaritas transformator (arah lilitan)
bisa kita peroleh dari tes Polaritas.
Ujung
kumparan tegangan tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang
terdekat, ujung yang lain kita pasangangkan Voltmeter (V2).
Ujung-ujung kumparan tegangan tinggi dihubungkan sumber dan dipasang Voltmeter
(V1). Pada pengukuran diatas bila V1 < V3
GGL induksi saling menjumlahkan dan dikatakan additve polarity, sedangkan apabila V1 > V3
GGL induksi kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive polarity.
gambar 7a Rangkaian Polaritas additive
Gambar 7b Rangkaian Polaritas
subtractive
Gambar 7 Rangkaian Polaritas Transformator
Disini
kita akan menggunakan 3 metode yakni metode additive, metode
substractive, dan metode additive paralel. Dengan
melihat belitan primer dan belitan sekunder. Apabila terjadi kesalahan
polaritas, hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya nilai pada avometer pada
saat pemasangan rangkaian additive atau substractive atau metode additive
paralel. Metode additive yaitu dengan cara menjumlahkan tegangan
input dan output transformator. Ketika menghitung beda potensial antara belitan
primer dan sekunder yaitu dengan memasang voltmeter untuk menggukur tegangan
input pada primer yang dihubungkan
antara tegangan 220 V dan 0 V, dan pada kumparan sekunder transformator
dipasang voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihubungkan antara tegangan 48
V dan 0 V, lalu dipasangkan voltmeter
antara tegangan 220 V pada kumparan primer dengan 0 V pada kumparan
sekunder, tegangan 0 V pada kumparan primer dihubungsingkatkan dengan tegangan
48 V pada kumparan sekunder. Dari percobaan tersebut didapatkan 3 data hasil
percobaan yaitu V1= 220,7 V, V2= 47 V, dan V3=
269,9 V.
Pada praktikum ini,
masih kurang akuratnya alat-alat. Maka dari itulah diperoleh eror persen. Untuk
eror persen pada polaritas Additive sebesar 0,82 %, kemudian pada
polaritas Substractive diperoleh eror persen sebesar 0,7 % dan pada
polaritas Additive Paralel sebesar 0 %. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa V1 < V3, yaitu V1= 220,7 V dengan V3= 269,9 V maka
pada rangkaian pertama dinyatakan Additive sedangkan rangkaian kedua V1= 219,2 V dengan V3= 172,2 V dinyatakan Substractive
dikarenakan V1 > V3. Fungsi dari polaritas
transformator sendiri adalah sebagai
penentuan kutub-kutub positif atau negatif pada transformator,
untuk menentukan kumparan-kumparan primer atau sekunder dan unruk menghubungkan
transformator biasa menjadi autotransformator.
Nama : Wisudanto Catur Putra Ragil
NIM : 111903102006
Suatu
transformator satu fasa polaritasnya selalu bergantian pada waktu berkerja. Hal
ini sama juga terjadi pada kumparan sekunder. Polaritas perlu diketahui untuk
membuat sambungan-sambungan pada transformator ( Polaritas sesaat). Polaritas
dari suatu transformator ditentukan oleh arah lilitannya. Untuk menentukan
polaritas transformator (arah lilitan) bisa kita peroleh dari tes polaritas, seperti
pada gambar rangkaian. Pada rangkaian pertama dan kedua sebagai berikut :
Gambar 8a Rangkaian Polaritas additive
Gambar 8b Rangkaian Polaritas subtractive
Pada percobaan kali ini, setelah
merangkai rangkaian pertama dan kedua, pada kumparan tegangan tinggi dimasukkan
tegangan sebesar 220 Volt dan keluarannya 48 Volt kemudian mengukur besar
tegangan V1, V2, dan V3 dengan avometer.
Kemudian merangkai rangkaian ketiga, transformator satu fasa yang berfungsi
sebagai referensi dan sudah diketahui polaritasnya dirangkai paralel dengan
transformator yang akan diuji tadi. Setelah itu mengukur besar tegangannya V1,
V2, dan V3 dengan avometer.
Gambar 8 Rangkaian Polaritas Trafo
Ujung kumparan tegangan
tinggi disambung dengan ujung kumparan tegangan rendah yang terdekat, ujung
yang lain kita pasangangkan Voltmeter (V2). Ujung-ujung kumparan
tegangan tinggi dihubungkan sumber dan dipasang Voltmeter (V1). Kemudian
diukur besarnya petujukkan pada voltmeter.
Dari data percobaan
polaritas transformator peralatan dirangkai seperti pada gambar 2a pada
kumparan tegangan tinggi dimasukan tegangan sebesar 220 Volt kemudian untuk
mengetahui besarnya pada tegangan menggunakan avometer. Pada tegangan V1 sebesar
220,7 Volt, pada tegangan V2 sebesar 47 Volt, pada tegangan V3
sebesar 269,9 Volt. Selanjutnya peralatan dirangkai seperti pada gambar 2b pada
kumparan tegangan tinggi dimasukan tegangan sebesar 220 Volt kemudian untuk
besarnya pada tegangan menggunakan avometer. Pada tegangan V1
sebesar 219,2 Volt, pada tegangan V2 sebesar 48,2 Volt, pada
tegangan V3 sebesar 172,2 Volt. Selanjutnya peralatan dirangkai
metode polaritas trafo seperti gambar 3a dengan menggunakan avometer. Pada
tegangan V1 sebesar 48,7 Volt, pada tegangan V2 sebesar
48,9 Volt, pada tegangan V3 sebesar 97,6 Volt. Untuk eror persen
pada polaritas Additive sebesar 0,82 %, kemudian pada polaritas Substractive
diperoleh eror persen sebesar 0,7 % dan pada polaritas Additive Paralel eror
persennya sebesar 0 %. Pada data diatas menunjukkan bahwa V1 dan V3
pada setiap percobaan berbanding lurus, sedangkan V2 masing-masing
percobaan berbanding terbalik dengan V1 dan V3.
4.8 Kesimpulan
1.
Tranfomator satu fasa polaritasnya
selalu bergantian pada waktu berkerja.
2. Polaritas pada transformator dapat diketahui dengan dua cara yaitu
metode additive dan substractive.
3.
Pada pengukuran bila tegangan V1 < V3 GGL induksi
saling menjumlahkan dan dikatakan additve
polarity.
4.
Pada pengukuran bila tegangan V1 > V3 GGL induksi
kedua lilitan ada hubungan pengurangan dan dikatakan substractive polarity.
5. Polaritas transformator berfungsi sebagai penentuan kutub-kutub
pada transformator.
6. Polaritas transformator dapat diketahui apabila kita mengetahui
polaritas dari sumber tegangan yang kita berikan pada transformator.
· Perhitungan Error Persen
Polaritas
Additive
Polaritas
Substractive
Polaritas
Additive Paralel
|
· Perhitungan polaritas transformator
Polaritas
Additive
V3 = V1 + V2
= 220,7 V + 47 V
= 267,7
Volt
Polaritas
Substractive
V3 = V1 + V2
= 219,2 V + 48,2 V
= 171
Volt
Polaritas
Additive Paralel
V3 = V1 + V2
= 48,7 V + 48,9 V
= 97,6
Volt